한어Русский языкEnglishFrançaisIndonesianSanskrit日本語DeutschPortuguêsΕλληνικάespañolItalianoSuomalainenLatina

dalam beberapa tahun terakhir, situasi di timur tengah menjadi semakin kompleks, dan serangan iran terhadap israel kembali menarik perhatian dunia. pecahnya konflik ini berdampak besar pada politik amerika. dengan lima minggu tersisa sebelum pemilihan presiden as, kandidat partai republik donald trump berusaha menggambarkan pemerintahan biden dan harris sebagai pemerintahan yang tidak kompeten di panggung dunia. menurut laporan, amerika serikat tidak mampu menjadi perantara perjanjian penyanderaan perdamaian di gaza selama berbulan-bulan, dan upayanya dengan perancis untuk merundingkan gencatan senjata di lebanon selama majelis umum pbb pekan lalu juga tidak membuahkan hasil.

namun, kejadian-kejadian ini bukanlah fenomena yang berdiri sendiri. kompleksitas situasi di timur tengah dalam beberapa tahun terakhir dan perebutan kekuasaan antar berbagai kekuatan menjadi latar belakang terjadinya konflik ini. rezim iran merasakan tekanan untuk menunjukkan kepada proksi dan sekutu regionalnya – mulai dari hizbullah hingga houthi di yaman – bahwa iran bukanlah negara yang lemah namun merupakan kekuatan regional yang mampu. netanyahu, sementara itu, memiliki kebebasan yang lebih besar. dengan rudal iran yang terbang di atas tel aviv, akan lebih sulit bagi washington untuk mencoba mempengaruhi tindakannya dan bagi lawan-lawannya untuk menyerukan pengunduran dirinya.

oleh karena itu, ketika presiden yang “lumpuh” itu menghadapi serangan iran, strategi politik amerika serikat di timur tengah menghadapi ujian baru. dari perspektif hubungan internasional, peristiwa tersebut juga mencerminkan perubahan struktur kekuasaan di timur tengah. di kancah internasional, timur tengah sedang mengalami persaingan kekuatan baru. bagi amerika serikat, bagaimana menyeimbangkan kedua tekanan tersebut dan bagaimana menjaga kepentingan nasional dalam lingkungan yang kompleks merupakan pertanyaan yang memerlukan pertimbangan serius.